Thursday, June 23, 2016

Karyawaan harus bekerja secara efektif dan menggelola waktu dengan baik





Kita tau bahwa Keberhasilan di suatu oraganisasi atau instansi di tentukan oleh dua factor, yakni factor sumberdaya manusia ( karyawan atau pegawai ) dan sarana –prasarana . 


Masih ingin tau,,,!!!

Lanjut kebawah…. Kita akan membahas masalah sumber daya manusianya…

Sumber daya manusia atau karyawan di organisasi terdiri dari individu yang sangat bervariasi, baik dilihat dari jabatan maupun lantar belakang pendidikanya. Di samping itu, masalah yang penting dan sering di abaikan dalam penggunaan waktu kerja terutama di tempat kerja atau di kantor. Meskipun secara kuantitas jam kerja 8 jam,tetapi sebenarnya yang efektif digunakan sangat sedikit. Demikian juga penggunaan waktu dikantor , yang seharusnya digunakan untuk pengembangan diri, pada kenyataannya banyak menghabiskan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Oleh sebab itu, bagai mana setiap karyawan dapat bekerja secara efektif dan mengelola waktu kerja ( time management ) dengan baik,,?


*Batasi telpon dan main hape

Kita tau bahwa telpon/hape sebagai alat komunikasi, terkadang-kadang justrus menjadi penghambat pekerjaan. Oleh sebab itu baik menelepon maupun menerima telepon harus di batasi, dan harus selektif. Apabila memang terpaksa menelepon atau pun menerima telepon harus langsung kepokok pembahasannya saja..

   *Kehadiran tamu

Adanya tamu di tempat kerja memang perlu sebagai hubungan organisasi dengan pihak lain. Namun, tamu-tamu yang tidak terkait dengan pekerjan, misalnya kawan akrab, dan sebagainya, lebih baik tidak di terima di kantor, lebih-lebih masih jam pekerjaan. Apabila memang terpaksa menerima tamu, harus di luar jam kerja atau setelah istrahat jam kerja.

3.    *Sering  melamun
Apabila mempunyai masalah baik yang menyangkut pekerjaan dan Asmara, keluarga, jagan di fikirkan berjam-jam di kantor. Di samping mengganggu pekerjaa itu sendiri.

4.    *Mengobrol
Batasi berbicara dengan kawan sekerja di ruang kerja dalam jam kerja. Ngobrol di saat jam kerja akan mengganggu tugas-tugas, baik pekerjaan itu sendri maupun orang lain. Selanjutnya ngobrol ini dapat berkembang menjadi “ gossip”, dan akhirnya dapat mengganggu hubungan antara manusia.

5.    *Menunda pekerjaan
Menunda pekerjaan menyebabkan pekerjaan tidak efektif,  sebaiknya pekerjaan itu harus di selesaikan pada hari itu juga. Sebab kalau pekerjaan di tunda-tunda hari esok, maka pekerjaan hari esok akan tertunda pada hari esoknya dan sampai hari berikutnya.

6.   * Baca Koran/majalah
Kebiasaan bacakoran atau majalah di ruang kerja pada jam kerja kurang baik, karena menimbulkan kesan orang yang bersangkutan tidak efektif dalam menjalankan tugas. Oeleh sebab itu jika memang harus membutuhkan informasi atau berita dari Koran atau majalah, dapat di lakukan di luar jam pekerjan. Miasalnya di waktu istrahat.   



Hal yang penting untuk diketahui,,,,


   
PENGEMBANGAN DIRI BAGI KARYAWAN


Pengembangan diri bagi karyawan di dalam organisasi semakn meningkat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan untuk menangani maslah yang terkait dengan tugas dan pekerjaan di sebuah organisasi. Meningkatkan kemapuan dalam bekrja secara efekktif, baik itu secara indenpenden, dalam organisasi, bertanggung jawab atas pekerjaannya, dan memproleh kepuasan dari pekerjaan tersebut. Karyawan harus memiliki keterampilan-keterampilan “ enterprise” yang terdiri dari:


a.   Manajemen diri sendiri (selfe management)
Keterampilan meliputi tanggung jawab terhadap kehidupan dan pekerjanaan sendri, dan memahami diri sendri, memahami nilai-nilai diri, kemapuan, kelemahan dan kekuatan dirinya.
(analisi SWOT).

b.    Belajar (learning)
Belajar adalah proses yang memang harus menerus dalam setiap orang dan berlangsung sepanjang hidupnya, dan satu proses multi “ faceterd”. Dalam satu organisasi, yang belajar bukan saja individu-individu/karyawan, tetapi juga organisasinya.

c.   Mencari dan menggunkan informasi (obtaining and using information)
Mencari informasi tentang apa yang di perlukan, dan mengakses sumber-sumber informasi, dan menganalisis dan menginterpretasikan informasi. Dan menyajika informasi untuk kepentingan tertentu.

d.    Pengambilan keputusan dan merencanakan (decision making and planning)
Menggunkan proses untuk menjamin nilai dan preferensi  yang sesungguh, mempertimbangkan semua alternatif, menggunkan informasi  sepenuhnya, dan evaluasi pendapatnya sendiri  secara sistematis, dan merencanakan untuk mengimplementasikan keputusasn secara efektif.

e. Mengenal dan mengevaluasi kesempatan-kesempatan(recognizing and evaluating opportunities)
Menjadikan kesempatan yang paling baik sebagai kunci untuk memproleh apa yang diingikan dari kehidupan dan pekerjaan.

f.     Kerja (perfoming)
Pekerjaan harus di lakukan dengan baik dan memuaskan dan akan menjadi contoh kepada yang lain.

g.    Perubhan (changing)
Menerima perubahan dari luar, dan membantu orang lain untuk menerima perubahan, dan mengetahui bagaimana membawa perubahan tersebut.

h.    Keterampilan interpersonal (interpersonal skills)
Adaalah kempuan seseorang untuk melaksanakan tugas secara efektif dengan dan untuk orang lain.



Wednesday, June 22, 2016

Surat lamaran pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan biasa ditulis seseorang ditujukan kepada suatu
instansi atau perusahaan. Dalam surat lamaran tersebut, seorang pelamar
menawarkan keahlian, kemampuan, atau jasa agar diterima menjadi karyawan
atau pegawai di instansi atau perusahaan tersebut.
Unsur-unsur yang terdapat dalam surat lamaran pekerjaan adalah sebagai
berikut.
a. Identitas pelamar, yang meliputi: nama, alamat, usia, tempat dan tanggal
lahir, pendidikan.
b. Jenis pekerjaan yang diminta.
c. Apabila telah mempunyai pengalaman, dicantumkan pengalaman kerja.
d. Data pendukung yang dimiliki, misalnya: STTB, riwayat hidup, dan sertifikat
keahlian.
e. Sumber lamaran, baik dari iklan maupun pengumuman.


Hal : Lamaran Pekerjaan
Lampiran : Satu berkas
Yth.
Kepala Personalia Solonet
di Jl. Arifin 129 Kepatihan
Solo 57129
Dengan hormat,
Dengan adanya iklan di Kompas, 2 Maret 2007, dengan ini saya
mengajukan lamaran menjadi karyawan di Solonet, yaitu bagian Teknisi
Komputer.
Sebagai karyawan, saya akan berkerja keras untuk kemajuan
perusahaan Bapak. Berikut ini saya lampirkan:
1. Satu lembar copy ijazah terakhir
2. Satu lembar copy KTP
3. Tiga lembar pasfoto ukuran 4 x 6
4. Satu lembar daftar riwayat hidup
Demikian lamaran dari saya. Besar harapan saya untuk dapat
mengikuti tes seleksi. Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.


 Hormat saya,


 Yuma Ari

Tuesday, June 21, 2016

Menanggapi Pembacaan Pantun





  Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun
pada mulanya merupakan senandung puisi rakyat Melayu yang
didendangkan. Pantun diciptakan dalam bentuk lisan untuk
menyampaikan pikiran dan perasaan terhadap seseorang ataupun
suatu peristiwa yang bertujuan untuk menyindir, berjenaka, memberi
nasihat, atau bersuka ria. Tidak ada yang mengetahui, siapa yang
mengarang pantun. Pantun sudah menjadi milik bersama, yang
tersebar dari mulut ke mulut sampai sekarang.
Seperti halnya puisi, pantun juga dibaca disertai dengan irama.
Hal ini bertujuan agar isi pantun enak didengar dan memberi kesan
mendalam bagi yang mendengarnya. Anda juga mungkin pernah
membaca pantun, bahkan juga menulis pantun. Di Kelas X, Anda
sudah mempelajari jenis puisi lama berupa pantun. Coba Anda
ingat-ingat kembali.

  Pada saat membacakan pantun, lafal, intonasi, dan ekspresinya
harus tepat. Hal ini dimaksudkan agar pantun yang disampaikan
dapat dinikmati, direnungkan maknanya, dan isinya dapat diterima
atau ditangkap dengan baik oleh pendengar.

1. Pelafalan
Ketika membacakan pantun, pelafalan harus jelas. Fonemfonem
yang dilafalkan harus tepat agar tidak menimbulkan
salah tafsir. Fonem-fonem konsonan dan fonem-fonem vokal
harus diperhatikan. Lafalkan kata-kata berikut.

            bola pola           barang parang    
           beras peras         teras keras

  Kata bola dan pola harus dilafalkan dengan jelas agar tidak menimbulkan
salah tafsir. Fonem /b/ pada kata bola dan fonem
/p/ pada kata pola merupakan fonem yang dihasilkan oleh
artikulator yang sama, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Kedua
fonem itu disebut fonem bilabial.

2. Intonasi
Intonasi adalah lagu kalimat atau ucapan yang ditekankan pada
suku kata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi)
ucapannya dari bagian yang lain. Intonasi dapat ditandai oleh
naik-turunnya nada pada kata atau kalimat. Penandaannya dapat
menggunakan garis naik ( ) untuk nada tinggi, garis turun (V)
untuk nada rendah, dan garis horizontal (–) untuk nada datar.
Bacalah patun berikut dengan mengikuti tanda intonasinya.

3. Ekspresi
Ekspresi atau mimik muka pada saat membaca pantun dapat
berbeda-beda. Ketika membaca pantun jenaka, ekspresi wajah
harus menampilkan mimik gembira, ceria, dan suka cita. Begitu
pula ketika membacakan pantun yang berisi kesedihan, ekspresi
wajah harus sesuai. Cobalah Anda berlatih mengekspresikan
mimik sedih, gembira, dan lain-lain di depan cermin.

  Apabila diperhatikan dengan saksama, pantun memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Jumlah larik (baris) setiap bait empat.
2. Jumlah suku kata setiap larik delapan hingga dua belas suku kata.
Di akhir larik, terdapat aturan ritma, yaitu a b a b.

Perhatikan pantun berikut.

Buat apa kain kebaya (a)
Kalau tidak pakai selendang (b)
Buat hidup kaya (a)
Kalau tidak suka sembahyang (b)

Hentakan irama di akhir larik sangat terasa.Kekuatan bunyi irama
menimbulkan kesan indah. Perhatikan pengulangan bunyi ya pada larik
pertama dan larik ketiga. Begitu pula pengulangan bunyi ang pada larik
kedua dan keempat.Bacakan pantun berikut dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.

Pantun 1
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan.

Pantun 2
Kalau ke bukit sama mendaki
Kalau ke laut sama berenang
Kalau kita bersatu hati
Kerja yang berat menjadi senang

Pantun 3
Kalau tuan menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau tuan mencari ganti,
Biar lebih kurang jangan

Pantun 4
Air keruh telaga keruh
Air kunyit pencuci kaki
Adik jauh abang pun jauh
Tidur semenit dimasuk mimpi


Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Belajar.

Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Belajar


Salah satu proses pembelajaran yang harus
dikembangkan oleh guru-guru dalam Kurikulum
2016 atau yang juga dikenal sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah
mengembangkan


kreativitas siswa secara optimal.
Bahwa pengembangan kreativitas siswa sangat
penting terlihat dari bergesernya peran guru. Dahulu,
guru sering mendominasi kelas, tetapi kini guru harus
lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan lebih aktif dan kreatif dalam suasana
belajar yang menyenangkan. Membangun pemahaman
yang baik kepada para siswa akan sulit, jika fisik dan
psikis mereka dalam keadaan tertekan.
Kreativitas siswa dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik apabila lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun lingkungan sekolah, turut
menunjang mereka dalam mengekspresikan kreativitas
mereka.


Hampir dapat dipastikan bahwa semua materi
pelajaran yang disampaikan kepada siswa, mulai dari
taman kanak-kanak hingga jenjang pendidikan tinggi,
Sumber: www.education.com menuntut kreativitas para siswa. Kreativitas tidak
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
hanya pelajaran kesenian (seni rupa, seni musik, seni
pahat), tetapi dituntut dalam pelajaran lain.
Roger B. Yepsen Jr. (1996) mengatakan bahwa kreativitas
merupakan kapasitas untuk membuat hal yang
baru. Menurut Mihaly Csikszentmihalyi (1996) orang
yang kreatif adalah orang yang berpikir atau bertindak
untuk mengubah suatu ranah atau menetapkan suatu
ranah baru. Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan
memunculkan dan mengembangkan gagasan dan ideide
baru menuntut kreativitas dan partisipasi siswa
secara aktif.


Hasil studi Jordan E. Ayan (1997) menggambarkan
bahwa semasa bayi, tingkat kreativitas, umumnya, masih
tinggi. Kemudian, berkurang dan memudar justru
pada saat anak-anak mulai bersekolah.
Menurutnya,
pembatasan keterampilan berpikir secara kreatif
disebabkan oleh dua hal. Pertama, anak-anak yang
duduk berderet dalam jumlah dua puluh hingga tiga
puluhan (bahkan empat puluhan). Kedua, anak-anak
diharuskan tunduk serta patuh pada peraturan dan
prosedur yang kaku.


Pada saat anak-anak memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya, kemungkinan mereka untuk
mengembangkan kreativitas mereka semakin
sempit. Bahkan, kreativitas mereka boleh dikatakan
“terpasung”. Oleh karena itu, jangan heran jika
setelah menyelesaikan sekolah, mereka sukar beradaptasi
dengan dunia pekerjaan atau lingkungan di
sekitar mereka karena miskin kreativitas.
Tidak bisa disangkal bahwa kehidupan di era
globalisasi sekarang ini telah menyeret para siswa
dan anak-anak kita, umumnya yang hidup di
perkotaan, oleh pemanjaan berbagai kebutuhan
hidup yang serba instan. Jika hal ini tidak disikapi
dan diantisipasi sedini mungkin, tidak menutup
kemungkinan akan menjadikan salah satu penyebab
terhambatnya perkembangan kreativitas mereka.


Di lingkungan sekolah, perlu diupayakan iklim
belajar yang menunjang kreativitas siswa. Untuk itu,
guru-guru perlu memperhatikan
beberapa hal.
(1) Bersikap terbuka terhadap minat dan gagasan
apapun yang muncul dari siswa. Bersikap
terbuka bukan berarti selalu menerima, tetapi
menghargai gagasan tersebut.
(2) Memberi waktu dan kesempatan yang luas
untuk memikirkan dan mengembangkan
gagasan
tersebut.
(3) Memberi sebanyak mungkin kesempatan
kepada
siswa untuk berperan serta dalam
mengambil keputusan.
(4) Menciptakan suasana hangat dan rasa aman
bagi tumbuhnya kebebasan berpikir eksploratif
(menyelidiki).
(5) Menciptakan suasana saling menghargai dan
saling menerima, baik antarsiswa ataupun
antara guru dan siswa.
(6) Bersikaplah positif terhadap kegagalan siswa
dan bantulah mereka untuk bangkit dari kegagalan
tersebut.

Diunggulkan

OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang direkayasa dan diciptakan sedemikian rupa oleh sistem ketidak...