Thursday, February 9, 2017

RIWAYAT HIDUP, PERJUANGAN DAN AKHIR HAYAT MOHAMAD DZAINAL ABIDIN


RIWAYAT HIDUP, PERJUANGAN DAN AKHIR HAYAT MOHAMAD DZAINAL ABIDIN


RIWAYAT HIDUP, PERJUANGAN
DAN AKHIR HAYAT MOHAMAD
DZAINAL ABIDIN


Di Negeri Tinggi, Rantau Binuang Sakti, termasuk wilayah Rokan-Hilir sekarang  ( Ket: Rantau Binuang sakti saat ini adalah nama Desa di kecamatan kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu - Riau berbatasan dengan desa Air Hitan Kecamatan Pujut rpkan Hilir - Riau ), seorang laki-laki bertubuh tegap, ganteng, dan berkumis, tinggi bagaikan orang keturunan Eropa, lahir pada tanggal 29 Agustus 1854 diberi nama Mohamad Dzaenal Abidin. Ayahnya bernama Abdul Wahid dan ibu kandungnya dipanggil Siti" Salinah. Kisah kelahirannya menurut tutur yang berkembang di tengah masyarakat dalam situasi malam mendung, bumi diguyur hujan terus-menerus, deras, terlihat sambaran kilat, terdengar dentuman guruh sekali-sekali mengiringi lahirnya seorang putra bernama Dzainal Abidin dengan sehat walafiat tanpa ada kekurangan apapun.
Dari hari ke hari Dzainal Abidin kecil gemar bergaul dengan teman sebayanya. Saat-saat menjelang sore hari ia suka mengumpulkan teman-teman sebayanya untuk latihan perang-perangan. Selesai bermain perang-perangan itu barulah mereka mandi ditepi sungai Sosah. Pada malam hari Dzainal Abidin dan kawan-kawannya belajar mengaji untuk menambah pengetahuan dibidang Ilmu Agama Islam.
Pada usia 14 tahun Dzainal Abidin dibawa ayahnya ke Malaka dan terus ke Kampung Kedah untuk melanjutkan Pendidikan Agama Islam selama 10 tahun sampai menyelesaikan pelajaran agama tersebut. Setelah tamat belajar dia kembali ke Danau Runda Rantau Binuang Sakti. Kemudian ayahnya Abdul Wahid menyarankan dan membawanya ke Rokan Hilir yaitu di Tanah Putih sampai ke Bagan Siapiapi, Pulau Lalang. Di daerah-daerah tersebut diupayakan menyebarkan ilmu pendidikan Islam. Pada masa itu kerajaan Danau Runda Rantau Binuang Sakti yang dipimpin Sultan Abdul Wahid telah memperluas daerah kekuasaannya sampai Bagan Siapiapi, Pulau Lalang. Akibat dari politik adu domba Belanda terjadilah konflik antara Sultan Abdul Wahid dan Sultan Siak tentang kekuasaan wilayah di daerah Kondisi ini mempengaruhi sikap, Dzainal Abidin sermkin membenci tentara Belanda.
Pada usia 35 tahun sejak 1889 (setelah mendampingi ayahnya dalam perang Mondang Komango 1887-1889) Dzainal Abidin dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya Abdul Wahid. Untuk memperkokoh keyakinan Abdul Wahid, ia meminta pertimbangan kepada Pak Cik nya, Sultan Kahar agar Mohamad Dzainal Abidin dapat dinobatkan menjadi Sultan XVI Kerajaan Tambusai. Permohonan itu dikabulkan oleh Sultan Abdul Kahar.
Semasa hidupnya, Dzainal Abidin didampingi enam saudara laki-laki dan 5 perempuan. Anak-anak dari saudaranya inilah yang ikut membantu perjuangannya melawan Belanda. Kedekatan kemenakan dengan Dzainal Abidin tidak diragukan lagi, karena mereka itu telah diangkat menjadi anak.
Kekuasaan Dzainal Abidin didukung oleh keluarga besarnya terutama dari saudara-saudaranya dan putranya sendiri. Keluarga besar yang mendukung perjuangannya itu adalah:
  1. Saudara tertua Mohamad Zainal Abidin (perempuan) menikah dengan Sutan Jumadil Alam, tinggal di Dalu-Dalu. la mengangkat anak-anak Sutan Jumadil Alam 5 orang, yakni 4 anak laki-laki. Kedua termuda berusia 14 dan 12 tahun. Satu perempuan, menikah dengan putra kakak pe­rempuan Mohamad Dzainal Abidin, sementara yang lainnya bernama Sigung gelar Sutan Dzainal saat berusia 19 tahun telah meninggal dunia.
  2. Ada pula saudara perempuan (kakak) Mohamad Dzainal Abidin juga telah meninggal dunia tapi mempunyai 3 orang anak. Dua anak laki-laki, Sigunung bergelar Sutan Dzainal, umur 19 tahun, menikah dengan anak perempuan Sutan Jumadil Alam. Saudaranya yang satu lagi (laki-laki) Si Maun (19 th) menikah dengan putri bungsu Sutan Badullah. putra Raja Nikoon dari Rambah dan ketiga perempuan. Mereka itu semua sejak kecil telah diangkat anak oleh Mohamad Dzainal Abidin.
  3. Kakak laki-laki Mohamad Dzainal Abidin bernama Yang Dipertuan Saleh menikah dengan kakak perempuan Sutan Jumadil Alam dari Dalu-dalu. Dari perkawinan mereka menurunkan seorang putera bernama Si Kenik dan seorang putri. Si Kenik gelar Tuanku Maharaja Lela, ketika berumur 18 tahun menikah dengan putri Tuanku Muda Sahak dan memilih tinggal di Sintung.
  4. Kakak perempuan Mohamad Dzainal Abidin yang lain (tidak disebut namanya) menikah dengan Tuanku Muda Sahak dari Kapanuhan. Mereka dikaruniai 4 orang anak, yakni 3 laki-laki dan seorang perempuan yang kemudian hari menikah dengan Si Kenik putra Yang Dipertuan Saleh yang telah disebutkan di atas.
  5. Kakak perempuan lainnya mempunyai seorang anak laki-laki bernama Si Tempeng terkenal dengan gelar Tuanku Haji Abdul Murad. la tinggal di Tanah Putih.
  6. Ada pula yang bergelar Permaisuri, kakak perempuan Mohamad Dzainal Abidin, menikah dengan Muhammad Silung gelar Sutan Mansur alias Tuanku Haji Ahmad. Mereka tidak punya anak.
  7. Isteri Mohamad Dzainal Abidin adalah kakak Mohammad Silung gelar Sutan Mansur alias Tuanku Haji Ahmad. Dari perkawinannya dikaruniai seorang putri. Selain itu mereka mengangkat anak (anak angkat) dari kakak perempuan, termasuk anak Yang Dipertuan Saleh, karena isterinya telah terlebih dahulu dipanggil menghadap Illahi Rabbi. Anak dari Yang Dipertuan Saleh yang dijadikan anak angkat itu adalah Si Gunung gelar Sutan Dzainal (19 tahun) menikah dengan putri Jumadil Alam. Si Ma'un (18 tahun) menikah dengan putri bungsu Sutan Badullah, putra Raja Nikoon dari Rambah dan seorang perempuan tidak luput menjadi anak angkat Mohamad Dzainal Abidin.

Keluarga besar ini sangat men-support untuk tegaknya kekuasaan Mohamad Dzainal Abidin di Tambusai. Mereka mempunyai konstribusi dalam perjuangan yang dibangun Mohammad Dzainal Abidin sesuai dcngan kemampuan dan kapasitas masing-masing.
Pada tahun 1901 Dzainal Abidin menunaikan ibadah haji ke Mekah dan kemudian meneruskan perjalanan ke Turki untuk meminta legitimasi dan bantuan dalam menghadapi Belanda. Sebelum kembali ke kampung asal terlebih dahulu ia singgah di Perak, Malaysia, untuk memperdalam ilmu agama sehingga ia termasuk seorang yang memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang bersifat global. Di samping itu sekaligus mengamati sepak terjang Kolonial Belanda di Wilayah Sumatera khususnya Rokan.
Pada tahun 1902, Dzainal Abidin mulai menyusun perjuangan untuk menguasai wilayah Rokan yang sebelumnya telah dikuasai Kerajaan Siak Sri Indrapura. Rantau Kasai awal terdiri dari beberapa perkampungan, tetapi setelah menjadi pusat kekuasaan terdapatlah kampung-kampung antara lain Kampung Rimba Tikamiang, Kampung Manggis Tobal, Kampung Tongah, Kampung Sekaki, dan Kampung Kuniang. Orang-orang yang ikut membantu perjuangan Mohamad Dzainal Abidin dapat diketahui dengan ditemukannya makam-makam para ulama yang terdapat di beberapa kampung antara lain Datuk Merah Matuo, Syaldi Said Abdurrahman, T. Abdullah, Kh. Abbas, Gowak Gompuo, Sutan Jena, Datuk Hulubalang, Datuk Rambai dan Datuk Kancil (Dua terakhir terdapat di Kecamatan Kubu).
Dari tahun ke tahun ia mengatur strategi memperkuat pertahanan dan ketahanan dalam menghadapi intervensi Belanda di Rokan. Perjuangan itu berlangsung sampai tahun 1904 bertepatan dengan ditangkapnya Dzainal Abidin tanggal 5 Juli 1904. Beliau kemudian dibawa ke Medan untuk diinterogasi guna mempertanggungjawabkan perjuangannya melawan Belanda yang selama ini telah menimbulkan antipati Belanda terhadapnya.
Setelah ada komunikasi dan korespodensi antara Residen Sumatera Timur dengan Residen Madiun tentang status tahanan Mohamad Dzainal Abidin, diambil keputusan bahwa ia dibawa dari Medan dengan kapal laut ke Batavia dan kemudian dengan kereta api sampai di Madiun. Di sana beliau dimasukan dalam penjara.
Rumah tahanan sebagai rumah singgah Mohamad Dzainal Abidin terletak di daerah Pengangongan, Madiun. Melihat kondisi fisik bangunannya kini dapat memberi gambaran bahwa dahulu cukup kokoh dan layak sebagai rumah tahanan. Dinding luar terdiri dari tembok kekar, tinggi sekitar 6 meter pada areal 50 x 50 m, terdiri atas 3 gedung utama dan satu untuk perkantoran. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tahanan dibagi menjadi tiga kelas; ada kelas satu, kelas dua dan kelas tiga.
Mohamad Dzainal Abidin, seorang raja, tergolong sebagai tahanan kelas satu. la ditempatkan pada ruangan khusus. Ruangan tersebut hanya terdapat tiga pintu. Salah satu dari dua pintu itulah tempat Mohammad Dzainal Abidin. Ruangan itu terletak pada bagian sudut sebelah timur, berukuran 1.5 m x 9 m. Pada 4.5 m bagian depan sebagai tempat tahanan dan 4.5 bagian belakang dipergunakan untuk tempat masak, kamar mandi dan lainnya sebagaimana layaknya sebuah rumah. Pintu dan jendela serta bagian atas (internit) terpasang jeraji besi, sehingga tidak ada kemungkinan siapapun yang telah masuk ruangan itu untuk dapat melarikan diri.
Selama dalam penantian menjalani vonis 1 tahun, Mohamad Dzainal Abidin memiliki reputasi, dedikasi dan kualitas tinggi, baik terhadap pemerintah Belanda maupun sama kawan senasib sepenanggungan dalam penjara. Ia memiliki tingkah laku yang tidak pernah bertentangan dengan peraturan yang diterapkan dalam penjara. Bertutur sopan dan ramah bahasa jika berkomunikasi sesama teman. Hanya saja ada kesulitan yang dirasakan beliau jika berbicara dengan kawan yang berasal dari suku lain, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, karena ia tidak menguasa beragam bahasa. Meskipun demikian, bahasa Melayu tetap dijadikan sebagai bahasa lingua franca karena penghuni rumah tahanan itu terdiri dari berbagai suku dan datang dari berbagai daerah misalnya Medan, Jawa Barat, sekitar Pulau Jawa dan daerah lainnya, karena banyak keluarga tahanan tempo dulu kini datang berziarah ke rumah tahanan ini.
Setahun telah berlalu menjalani vonis. Berita baru keluar dari penjara tidak kunjung datang. Mohamad Dzainal Abidin mejalani penantian sampai 9 tahun putusan apakah yang harus diterima, tidak jelas. Ini semua karena kelicikan dan kekhawatiran Belanda atas sikap politik beliau. Berbagai upaya yang dilakukan, mulai dari keinginan pindah ke Surabaya sampai ingin kembali ke kampung asal, Rokan, tidak diizinkan Belanda, karena dikenal di kalangan Belanda sebagai Tiger van Rokan (Harimau dari Rokan). Bahkan simbol kegagahan dan keberanian Sang Raja di kalangan masyarakat Kubu di Kecamatan Kubu, Rokan Hilir sengaja dipampangkan dua symbol, yakni Singa dan Buaya sebagai perwujudan kemampuan raja di darat dan di laut.
Pada tahun ke-9 di penjara Madiun, datanglah menjenguk sang isteri didampingi tiga anaknya. Itu pula sebabnya Mohamad Dzainal Abidin memohon kepada Belanda agar diperkenankan keluarganya menetap di Madiun dan menambah biaya hidup dari 25 gulden menjadi 50 gulden seperti halnya masa tahun pertama ditahan. Belanda tidak mengabulkan permintaan itu. Kecuali kedua putranya yang boleh menetap di Madiun, sementara istri dan anaknya yang perempuan harus kembali ke Rantau Kasai.
Hidup dan kehidupan Mohamad Dzainal Abidin berjalan terus dari tahun ke tahun selama 12 tahun hingga beliau wafat tanggal 5 September 1916 di Desa Panggungan, dekat desa Barat tidak jauh dari kebun tebu rakyat (kini) dalam  kecamatan Maospati, Madiun, Jawa Timur.
Upaya Belanda untuk menghilangkan jejak dan pengaruh Mohamad Dzainal Abidin, kuburannya ditempatkan di Kediri, desa Mbesuk (busai= Tambusai), sekarang Desa Toyoresmi. Di sana di kenal sebagai Syekh Zainal Abidin yang datang dari Barat atau disebut juga Mbah Kabul. Menurut penuturan Mbah Dahlan umur 100 tahun, tutup usia 15 tahun yang lalu (1991) menceritakan kepada cucunya, kini sebagai kuncen makam almarhum, bahwa almarhum dikenal sebagai Wong Pesakitan londo teko kulon.
Sampai akhir hayatnya, Mohamad Dzainal Abidin berjuang mendermabaktikan jasa dan pengorbanannya dengan tindak kepahlawanan untuk membela nusa dan bangsa, khususnya wilayah Rokan dari belenggu kolonial Belanda. Dalam akhir hayatnya sedikitpun tidak ternoda suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan. berjuang dan berkorban adalah suatu sikap yang telah melekat pada diri beliau. Sikap itu sungguh sangat diketahui masyarakat, khususnya masyarakat Rantau Kasai. Karena itu nama almarhum tetap harum di tengah masyarakat. Sebaliknya membuat khawatir dan cemas di Belanda, karena dimungkinkan terjadi perlawanan di berbagai kampung dalam sebagai perwujudan rasa simpati mereka terhadap Mohamad Dzainal Abidin.
Kisah Pencarian makam Sultan Zainal Abidin pernah dilakukan oleh almarhum Tengku Muhammad (dari Rokan) tahun 1969 langsung ke Pemakaman Taman di depan alun-alun Madiun dan beberapa lokasi makam lainnya di Madiun, namun tidak berhasil. Haji Tengku Syamsul Makmur S. Sos, putera ke-8 dari almarhum H. Tengku Uyas (Gelar Tengku Sulung) menerima pesan dari kedua orang tuanya sebelum mereka meninggal dunia supaya H. Tengku Syamsul Makmur mencari makam moyangnya yang bernama sultan mangkat di Madiun.
Banyak cerita yang disampaikan oleh kedua orang tua Tengku Samsul Makmur mengenai Sultan Mangkat di Madiun. Karena amanah dari kedua orang tua yang wajib dilakukannya, maka awal tahun 2002, setelah mempunyai banyak waktu, mulailah Tengku Syamsul Makmur melakukan pencarian informasi mengenai Sultan Mangkat Madiun. Informasi yang diperoleh dari berbagai nara sumber di Dalu-Dalu, Rantau Kasai, dan tempat lainnya ditulis kronologis berikut :
  1. April 2002 pencarian data melalui Arsip Nasional RI di Jakarta, nama Sultan/Tengku Zainal Abidin ditemukan dalam Arsip Nasional. Karena tulisannya halus dan kabur dimakan waktu dan berbahasa Belanda sehingga tidak terbaca.
  2. Pencarian dilanjutkan ke Madiun melalui Kantor Urusan Purbakala Depdikbud Madiun (Dra. Listiyani, Darmo, dan Sutrisno). Data mengenai Sultan Zainal Abidin tidak ada dalam arsip mereka. Sesuai saran dari kantor Urusan Purbakala Depdikbud Madiun pencarian makam diteruskan ke lokasi Makam Taman di Madiun, kemudian makam Alim Ulama/Kiyai-Kiyai Pejuang Muslim di Kecamatan Dagangan (Banjarsari) 10 Km arah ke Ponorogo, namun makam Sultan Zainal Abidin belum berhasil ditemukan.
  3. Pada bulan juli 2002 setelah mendapat berita dari beberapa nara sumber, pencarian makam dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa tempat pemakaman di Ponorogo, Magelang, Nganjuk. Makam Sultan Zainal Abidin tidak ditemukan pula.
  4. Pada bulan Oktober 2002 dilanjutkan pencarian makam ke Magelang berdasarkan informasi yang diperoleh dari Saudara Rudi mantan supir sewaktu bertemu dengannya di Warung As'ar di Dalu-Dalu pada tanggal 12 Oktober 2002. Saudara Rudi mengatakan bahwa kira-kira 6 Km sebelum masuk kota Magelang Saudara Rudi pernah melihat tulisan nama kampung/ nama jalan "Tambusai". Mungkin saja nama kampung/jalan "Tambusai" tersebut ada kaitannya dengan Sultan Zainal Abidin. Setelah menemui pejabat kantor Bupati Magelang ditanyakan hal tersebut, mereka mengatakan di Kabupaten Magelang tidak ada nama kampung dan jalan Tambusai. Makam Sultan Zainal Abidin belum juga berhasil ditemukan.
  5. Pada Bulan Desember 2002 pencarian makam dilanjurkan ke Kediri Jawa Timur, setelah memperoleh informasi yang lebih mengkristal dari salah seorang teman Ir. Adi. B (Putera dari Tengku Taufick Iljas). Kata teman Ir. Adi. B tersebut bahwa di daerahnya di Kediri ada makam Zainal Abidin yang sudah dikenal oleh masyarakat Kediri. Tanggal 26 Desember 2002 mengunjungi lokasi makam sesuai informasi dari teman Ir. Adi. B dan makam Sultan Zainal Abidin berhasil ditemukan di Pesa Toyoresmi, Kecamatan Gempengrejo, Jl. Pemenang Kabupaten Kediri - Jawa Timur.

Keterangan yang diperoleh langsung dari Kyai Imam dan Pak Sulis (pengurus makam) dapat dicatat sebagai berikut:
-            Makam Sultan Zainal Abidin ditemukan oleh almarhum Kyai Sotik, almarhum Kyai Dolah dan Kyai Imam Murohidin (Masih Hidup) pada tahun 1963. Menurut taksiran Kyai yang menemukan makam Sultan Zainal Abidin, umur makam waktu ditemukan betumur kira-kira 46 tahun. Menurut Kyai Imam, makam Zainal Abidin yang ada di Dusun Besuk Desa Toyoresmi, Kecamatan Gampengrejo hanyalah satu-satunya makam Zainal Abidin di Jawa Timur, tidak ada lagi makam Zainal Abidin Lainnya. Makam Zainal Abidin termasuk 210 makam syuhada yang ditemukan oleh masyarakat Jawa Timur, Makam baru dipugar pada tahun 2000. Zainal Abidin bukan orang Jawa, beliau adalah orang pendatang, karena itu kuburannya pada waktu itu tidak diketahui orang banyak. Zainal Abidin berasal dari Arab, pernah tinggal di Johor/Malaysia, pernah di Riau/ Sumatera dan di Madiun. Zainal Abidin adalah orang alim/ulama semasa hidupnya, di Madiun Zainal Abidin bersama santrinya berjuang melawan Kolonial Belanda. Karena Belanda terus menerus mengejar Zainal Abidin maka Zainal Abidin bersama santrinya terpaksa meninggalkan Madiun menyingkir ke Gresik/Sedayu. Di Geresik/Sedayu beliau masih terus dikejar-kejar Belanda dan akhirnya secara diam-diam menetap di Desa Toyoresmi, Kecamatan Kampengrejo Kediri.
-            Masyarakat Jawa Timur, khususnya masyarakat Kediri sangat menghormati makam Zainal Abidin tersebut. Banyak pengunjung dari sekitar Jawa Timur datang berziarah, bahkan juga pernah datang penziarah dari Malaysia. Air sumur bor yang terletak disebelah makam, airnya jernih dan langsung bisa diminum. Air sumur tidak pernah kering walaupun dalam musim kemarau panjang, banyak Penziarah mempercayai bahwa. air sumur bor tersebut bermanfaat juga sebagai obat. Pada hari-hari besar Islam banyak penziarah datang berziarah ke makam (pernah sampai 1000 penziarah). Setiap malam Jum'at dan Sabtu Mesjid Makam dijadikan tempat Sholat Istigosah, Kyai-Kyai dari Ponpes Kapu bergantian datang ke mesjid makam memberikan ceramah agama kepada penziarah.
-             Masyarakat memberi beberapa nama pada makam tersebut. Akhirnya hasil musyawarah Kiyai Ponpes Kapu, nama makam dikembalikan kepada nama asli isi kubur (Zainal Abidin), untuk menghilangkan pro dan kontra masyarakat setempat, (Kyai Imam adalah keturunan santri/Kyai-Kyai lama yang mempunyai kelebihan bisa berhubungan dengan arwah-arwah kubur).

Gaung makam almarhum tidak saja dalam wilayah Kediri, tetapi banyak orang datang ziarah dari Surabaya, Jawa tengah, Nangro Aceh Darussalam, Pekanbaru, dan Yogyakarta menyampaikan do'a dan memohon sebagai wasilah mengahajat yang dikehendaki. Dan, ini berjalan hingga sekarang.

Sumber : Buku Suktan Dzainal Abidin Menentang Kolonial Belanda di rokan - Riau - Indonesia 1887 - 1926

Ritual Bakar Tongkang

Ritual Bakar Tongkang dikenal juga sebagai Upacara Bakar Tongkang (Hanzi Sederhana : 仪式燃料的驳船 ; Hanyu Pinyin : Yíshì ránliào de bóchuán) atau singkatnya dalam Bahasa Hokkien dikenal sebagai Go Gek Cap Lak (Hanzi Sederhana :五月十六日) adalah sebuah ritual tahunan masyarakat di Bagansiapiapi yang telah terkenal di mancanegara dan masuk dalam kalender visit Indonesia. Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan. Kini even tahunan ini gencar dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai sumber pariwisata


Sejarah Bakar Tongkang

Add caption
Sebuah Tongkang yang diarak ke lokasi upacara.
Bermula dari tuntutan kualitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Provinsi Fujian - China, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tersebut agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan.
Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba-tiba mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran di mana ada api disitulah ada daratan dan kehidupan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tersebut, hingga tibalah mereka di daratan Selat Malaka tersebut.
Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang yang kesemuanya bermarga Ang, di antaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui.

Asal usul nama Bagansiapiapi

Cahaya terang yang dilihat ke-18 perantau ini pada waktu kehilangan arah adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang di atas bagan (tempat penampungan ikan di pelabuhan). Sehingga para perantau menamakan daratan tersebut dengan nama Bagan api yang kini dikenal sebagai Bagansiapiapi.

Mereka inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur orang Tionghoa Bagansiapiapi. Sehingga mayoritas warga Tionghoa Bagansiapiapi kini adalah bermarga Ang atau Hong.
Pada penanggalan Imlek bulan kelima tanggal 16, para perantau menginjakkan kaki di daratan tersebut, mereka menyadari bahwa di sana terdapat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.
Sebagai wujud terima kasih kepada dewa laut Kie Ong Ya, para perantau memutuskan untuk membakar Tongkang yang ditumpangi mereka sebagai sesajen kepada dewa laut.[2].
Mereka yang merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak sanak-keluarga dari Negeri Tirai Bambu sehingga pendatang Tionghoa semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tersebut mendorong penangkapan hasil laut yang terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tersebut di-ekspor ke berbagai benua lain hingga Bagansiapiapi menjadi penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah Norwegia.
Perdagangan di selat Melaka semakin ramai hingga membuat Belanda melirik Bagansiapiapi sebagai salah satu basis kekuatan laut Belanda, yang kemudian oleh Belanda membangun pelabuhan yang di Bagansiapiapi, konon katanya pelabuhan tersebut adalah pelabuhan paling canggih saat itu di selat Melaka.
Tidak hanya hasil laut yang saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagansiapiapi, tetapi ada juga hasil karet alam yang juga sangat terkenal. Pada masa perang dunia I dan perang dunia II, Bagansiapiapi disebut sebagai salah satu daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.
Pengolahan karet alam tersebut dilakukan sendiri oleh masyarakat Bagansiapiapi di beberapa pabrik karet di Bagansiapiapi. Namun setelah perang dunia II selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga beberapa pengusaha menutup pabrik karet tersebut.
Dari sisi kebudayaan, terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Di tempat kelenteng inilah Dewa Kie Ong Ya saat ini disembahyangkan. Dewa Kie Ong Ya yang ada di dalam kelenteng Ing Hok Kiong saat ini adalah patung asli yang dibawa ke-18 perantau pada saat pertama kali menginjak kaki di daratan Bagansiapiapi.

Go Cap Lak


Puncak acara Ritual Bakar Tongkang
Untuk mengenang para leluhur dalam menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur terhadap dewa Kie Ong Ya, kini setiap tahun diadakan Ritual Bakar Tongkang atau Go Cap Lak. Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enambelas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima lunar setiap tahunnya.

Rezim Orde Baru

Pada masa pemerintahan Orde Baru, perayaan Go Cap Lak sempat vakum selama puluhan tahun. Hingga tahun 2000, perayaan ini kembali digelar. Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir menjadikan ajang tahunan ini sebagai sarana pariwisata. Parayaan ini masuk dalam kalender visit Indonesia setiap tahunnya.

Referensi dan sumber

Pranala luar

PT. Arminareka Perdana

Syiar Baitullah yuuuk Mengajak untuk ibadah ke Rumahnya Allah. Menjadi PenSyiar Baitullah bukan Rekrut2 orang atau Cari member tetapi Mengajak sebanyak2nya Umat utk Ibadah Umroh / Haji..maka di tolaknya saja dpt Pahala apalagi di terima, dpt Pahala plus Rezeki.
seperti seorang Muadzin yg mengajak org sholat. Jamaah tidak join member atau bergabung dll, tetapi jamaah mendaftar umroh utk diri nya dan tdk ada biaya yg di potong krn DP umroh yg di bayar 100% utk mengurangi biaya umroh nya. tdk ada kadaluarsa, uang hangus, batas waktu, target, paksaan, riba, dll yg merugikan.
Yang di tawarkan ke Ka’Bah (bukan jual ka’Bah) dan Repeat Order Tinggi krn yg belum pernah mjd mau ke Baitullah, yg sudah pernah mau kembali lagi. menjadi kebutuhan umat islam utk menyempurnakan rukun islam ke 5 yg wajib hukumnya.
Potensi besar karena Indonesia Negara Muslim terbesar dan mayoritas yg ingin ke Baitullah terkendala biaya, maka kita hadir memberi solusi. Semalas2nya berSyiar sebulan hanya dapat 1 jamaah maka InShaaAllah dalam 1 tahun bisa umroh Gratis 1x. Sepulang Umroh masih bisa Kembali menjalankan usahanya utk meningkatkan kesejahteraan Hidup. 
 Sahabat Muslim, saya mengajak anda semua untuk melakukan ibadah umrah bersama-sama tahun depan, 2018 InsyaAllah. Kita mulai menabung dan mencicil dari sekarang. Kuota untuk haji dari pemerintah sudah mencapai tahun 2021. Terlalu lama kita menanti untuk bisa menjejakkan kaki ketanah suci, itupun jika umur masih panjang.
Kita menghabiskan banyak uang untuk hal yang kadang tidak terlalu berguna, bahkan kadang kita melancong jauh sampai kesingapura, malaysia, hongkong dan amerika hingga ke eropa. Kenapa kita tidak terpanggil untuk berumrah kebaitullah Mekkah dan ziarah ketanah Nabi, Madinah. Itulah syetannya kita, jarang terketuk kalau bicara soal agama, padahal inilah perjalanan spiritual kita, mencari arti dari tujuan kehidupan didunia. Mari sama kita lafaskan seruan berikut, mudah-mudahan anda dan saya serta kita semua tahun depan 2018 bisa berada bersama satu pesawat, satu penginapan dan satu langkah dalam ibadah. Saya tunggu anda menghubungi saya.

لبيك اللهم لبيك . . . لبيك لا شريك لك لبيك ان الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك

Jangan tergiur dengan perjalanan Umroh dengan ongkos murah tetapi akhirnya anda batal berangkat dan uang lenyap tak tahu rimbanya karena tertipu. Hati-hati. Berangkatlah bersama penyedia jasa layanan Umroh dan Haji Plus terpercaya dan telah mendapat sertifikasi resmi dari IATA dan Amphuri serta mendapat pengakuan dari maskapai penerbangan domestik maupun internasional. Terdaftar resmi serta terbukti. Bisnisnya juga telah secara syar’i tersertifikasi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dp. Rp. 3,5 juta untuk umroh dan Rp. 5 juta untuk haji plus. Anda membawa 1 jemaah, anda akan mendapatkan 1.5 juta rupiah diminggu kedua, langsung ditransfer. Kami juga menawarkan kerjasama bisnis ini bagi anda yang berminat untuk bergabung dengan membuka perwakilan. Start investasi mulai dari 19,5 juta rupiah. Anda sudah bisa membuka perwakilan sendiri dan mendapat MOU dari Arminareka Perdana Pusat. Untuk meyakinkan anda, kami telah bekerjasama dengan Trans7 mempersembahkan Program Reality Show, dengan Tema “Kain Ihram” bercerita tentang perjuangan Para Leader Arminareka dalam memberangkatkan calon jamaah dari kalangan kaum dhuafa dan para ustadz yg tinggal dipelosok Indonesia. Salam Baitullah, Allahu Akbar.
 Kami memberi bukti dan bukan sebatas janji. Hubungi saya : halimtrinanata dinomor 0853-6433-8828 kaum muslimin dapat memenuhi panggilan Allah SWT ke Tanah suci merupakan dambaan dalam hidup ini. Akan tetapi untuk dapat memenuhi harapan itu diperlukan banyak persiapan dan kemampuan.
Alasan-alasan kenapa Saudara-saudara kita
belum melaksanakan Ibadah Umroh/Haji :Tidak mampu menabung karena penghasilan lebih rendah dari kebutuhan hidup
Beranggapan bahwa biaya Umroh / Haji itu MAHAL.
Tidak / belum punya NIAT.
Tidak / belum tahu kalau Umroh / Haji itu wajib bagi yang mampu.
Tidak / belum tahu bahwa dengan Umroh / Haji maka kita bisa masuk surga.
Dan masih banyak alasan lainnya …,termasuk juga : Tidak tahu ada program cicilan / angsuran, yang dapat Membantu Mewujudkan Cita-cita Anda ke TANAH SUCI untuk melaksanakan Ibadah UMROH / HAJI. (seperti halnya solusi kredit Rumah / Mobil dan Sepeda Motor)Dalam hal ini khususnya adalah masalah pembiayaannya. Karena memang diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk itu.
Bagi mereka yang mempunyai cukup keuangan, tanah yang luas atau simpanan barang berharga tentunya tidak ada masalah. Mereka tinggal ada kemauan dan niat saja.

Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak mampu secara financial ?

Kami tawarkan untuk Anda dengan sebuah konsep yang unik lagi menarik yaitu :
“ Bagaimana Membuat Orang Menjadi Mampu Untuk Umroh / Haji dan Sekaligus Membuat Orang itu Sejahtera “
Di sini orang yang tidak mampu diberikan solusinya supaya mampu bahkan jadi Sejahtera. Dua tawaran yang perlu mendapat perhatian bagi mereka yang mempunyai harapan ke tanah suci dan kehidupan yang lebih baik. Karena biasanya orang pergi haji atau umroh karena mereka benar-benar mampu secara financial.
Tetapi di sini orang yang tidak mampu diberikan solusinya supaya mampu bahkan tidak hanya mampu untuk berhaji atau umroh, tetapi diberi kemampuan untuk merubah masa depannya.
Inilah Revolusi di bidang haji / umroh, sebuah formulasi untuk membuat orang mampu dan sadar bahwa pada prinsipnya orang dapat memenuhi panggilan Allah ke Tanah suci, suci bukan karena ia mampu, tetapi ia memang ada kemauan. Karena berapa banyak orang yang mampu, tapi ternyata ia belum ada kemauan. Sementara banyak orang yang mau, tapi ternyata mereka belum ada kemampuan.
Program ini disebut Program Cicilan Umroh dan Haji Plus.
Dengan mengikuti Program Cicilan Umroh / Haji Plus , Insya Allah …. Impian Anda untuk dapat menunaikan ibadah umroh / haji plus ke Tanah Suci dapat segera terwujud. Lebih enaknya lagi program ini dapat Anda jalankan sesuai keinginan, keyakinan, dan kemampuan Anda.
Semua tergantung pilihan Anda. 

Bagaimana penjelasannya?

Bagi Anda Yang Sudah Siap Dana dan Keinginan. Anda dapat segera mendaftar untuk program umroh dan haji plus. Waktu & keberangkatan umroh terserah keinginan Anda, menyesuaikan jadwal yang tersedia. Sedangkan untuk haji plus, selain Anda yang menentukan, kita juga harus tetap tunduk pada kebijakan pemerintah.
Bagi Anda Yang Sudah Punya Keinginan Namun Dana Belum Cukup. Anda dapat segera mendaftar untuk program umroh dan haji plus. Dengan uang muka sebagai tanda jadi sebesar Rp. 3.500.000 untuk umroh, dan Rp. 5.000.000 untuk haji Plus. Adapun sisanya dapat Anda cicil tanpa batas waktu (dengan minimal cicilan sebesar Rp. 500.000 ke rekening PT. Arminareka Perdana).Anda juga diberi kesempatan oleh PT. Arminareka untuk menjalankan hak usaha yang otomatis didapat ketika kita membayar uang muka.
Dengan hak usaha ini Anda bisa memperoleh komisi Rp. 1.500.000 untuk umroh, dan Rp.2.500.000 untuk program haji plus (Belum termasuk Bonus-Bonus lain + Program kesejahteraan Jamaah). Komisi inilah yang dipergunakan untuk melunasi kekurangan biayanya. Cara kedua ini adalah cara pintar bagi kita untuk mewujudkan impian pergi ke tanah suci dengan biaya relatif murah. Insya Allah Anda sudah terikat dan akan terus termotivasi utnuk segera memenuhi panggilan Allah, beribadah umroh / haji ke tanah suci.

Kami yakin Anda memiliki impian dan tekad yang besar untuk berangkat Haji / Umroh. Silakan hubungi kami sekarang juga.
Kesempatan menjalankan ibadah Umroh / Haji ke Tanah Suci dengan cara yang MUDAH dan Masuk Akal ! Bahkan Bisa GRATISS

Mari, kuatkan niat dan tekad untuk segera beribadah ke tanah suci bersama PT. Arminareka. Dan juga biasakan diri kita untuk saling membantu sesama muslim mempermudah mewujudkan niat mereka memenuhi rukun Islam ke lima.

Diunggulkan

OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang direkayasa dan diciptakan sedemikian rupa oleh sistem ketidak...